:: A|-C@pac|nO ::

Perkongsian Seorang Aku | Apalah ertinya penulisan kalau x d baca, Apalah ertinya ilmu kalau x dikongsi..

Thursday, September 15, 2011

Wanita yang layak di Nikahi


Allah SWT berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allohlah tempat kembali yang baik (surga).” (QS.Ali Imron : 14)
Oleh karena itu, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam memberikan anjuran kepada umatnya untuk menikahi seorang wanita yang dapat mewujudkan mawaddah dan rohmah dalam rumah tangganya.
Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata :
تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ إِنِّي مُكَاثِرٌ اْلأَنْبِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“nikahilah wanita yang al-wadud dan al-walud, karena sesungguhnya aku berbangga di hadapan para nabi dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.” ( Ahmad, 3/158, Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Bulban, 9/338, no. 4028, Al Baihaqi, 7/81, Ath Thabaroni dalam Al-Ausath, 5/207. Dishohihkan Al Albani rohimahullohu dalam Al Irwa’, 6/195, no. 1783)
Juga diriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar rodhiyallohu ‘anhu, beliau berkata :
“ada seorang lelaki datang kepada Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata :
“sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang memiliki kehormatan, kedudukan, dan harta, hanya saja dia tidak dapat melahirkan (mandul), apakah boleh aku menikahinya?”, maka Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa Sallam melarangnya.
Lalu ia datang kedua kalinya, dan beliau mengucapkan kalimat yang sama. Ia mendatanginya pada kali yang ketiga, dan beliau Shollallohu ‘alaihi wa Sallam tetap mengucapkan kalimat yang sama. Lalu Rosullulloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
nikahilah wanita yang al wadud dan al walud, karena sesungguhnya aku berbangga di hadapan para Nabi dengan jumlah umatku yang banyak pada hari kiamat.” (Abu Dawud, Kitab An Nikah, Bab Fi Tazwij Al Abkar, no. 2050, Al Hakim dalam Al Mustadrak, 2/176, Ibnu Hibban, 9/363, no. 4056. Dishohihkan Al Albani rohimahullohu dalam Shohih Abu Dawud)
Yang dimaksud al wadud adalah seorang wanita yang sangat penyayang terhadap suaminya.
Sedangkan makna al walud adalah wanita yang banyak melahirkan anak.
Disebutnya dua sifat wanita yang dijadikan sebagai istri ini adalah karena seorang wanita yang dapat melahirkan anak banyak namun tidak memiliki sifat cinta kepada suaminya, tidaklah menyebabkan kecintaan suaminya terhadapnya. Demikan pula sebaliknya, seorang wanita yang pecinta terhadap suami namun tidak dapat melahirkan anak, dia tidak pula dapat mewujudkan keinginan untuk memperbanyak jumlah umat ini dengan banyaknya orang yang melahirkan.
Dua sifat ini dapat diketahui dari seorang perawan dengan melihat kepada kerabatnya. Sebab, secara umum tabiat mereka saling menyerupai antara satu dengan yang lain. (lihat Aunul Ma’bud, 6/33-34)
Diriwayatkan pula dari Ka’ab bin ‘Ujroh rodhiyallohu ‘anhu bahwa Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِرِجَالِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَالشَّهِيدُ فِي الْجَنَّةِ، وَالصِّدِّيقُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْمَوْلُودُ فِي الْجَنَّةِ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي جَانِبِ الْمِصْرِ فِي الْجَنَّةِ، أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالُوا: بَلَى يا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: الْوَدُودُ الْوَلُودُ الَّتِي إِنْ ظَلَمَتْ أَوْ ظُلِمَتْ قَالَتْ: هَذِهِ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ لاَ أَذُوقُ غَمْضًا حَتَّى تَرْضَى
“Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang para lelaki penduduk surga?”  Mereka menjawab : “tentu wahai Rosululloh.” Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata : “Nabi dalam surga, syahid (yang mati dalam peperangan) dalam surga, shiddiq (yang sangat jujur) dalam surga, anak yang dilahirkan (meninggal di masa kecilnya) dalam surga, seseorang yang mengunjungi saudaranya di sebuah kampung dalam surga.
“Maukah aku kabarkan kalian tentang wanita ahli surga?” Mereka menjawab: “tentu wahai Rosululloh.” Beliau berkata : “wanita yang wadud (pecinta kepada suaminya), wanita yang banyak melahirkan anak, (yang suka kembali kepada suaminya) yang jika dia mendzolimi atau didzolimi, maka dia berkata : “diriku ada dalam genggamanmu, aku tidak merasakan tidur hingga engkau ridho (kepadaku)”. (Ath-Thobroni, 19/140, dihasankan Al Albani rohimahullohu dalam Shohih Al-Jami’, no. 2604).
wallohu a’lam bish showab
Semoga bermanfaat
Sumber : Abu Abdrrohman Anang Al Atsary
0 Comments
Comments

0 comments:

Post a Comment

Terima Kasih kerana meberikan komen anda disini